KisahSukses Pengusaha Ayam Penyet . Kisah perjalanan hidup A Pramono (34) mirip cerita sinetron. Belasan tahun lalu, ketika pria kelahiran Madiun ini mengadu nasib ke Ibu Kota Jakarta, ia memulainya dengan menjadi office boy di sebuah perusahaan swasta. Lalu, jam 14.00 diganti pedagang lain yang menjual nasi goreng, pecel lele dan seafood Berawaldari keberhasilannya, ia semakin optimistis untuk mengembangkan usahanya. Setelah hampir dua tahun sebagai pengusaha kuliner, bisnis Mian menunjukkan perkembangan yang positif. Mian mampu membuka tiga brand usaha kuliner lainnya yang bernama Ayam Bakar Djotosz Express, Ayam Goreng Sreeng Express dan Ikan Bakar Djueet Express. Pebryclana Menjadi seorang pengusaha sukses adalah dambaan banyak orang, tetapi itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Hal itu tergambar dari perjuangan Pebryclana mengembangkan usaha roti bakar di tengah pandemi covid-19. Pasalnya, untuk bertahan sangat memeras keringatnya, apalagi pernah vakum sejenak efek peraturan cash. Info Peluang Usaha dan Peluang Bisnis WIB Senin-Sabtu 081233144166, 08123386165 081233144166, 08123386165 081233144166, 08123386165 usaha 1. Kebab Baba RafiSiapa sangka jika makanan yang diadaptasi dari makanan khas Turki ini bisa laris manis hingga ke pasar global. Bahkan Kebab Baba Rafi ini kini telah menjadi waralaba kebab terbesar di dunia. Adalah Hendy Setiono yang menggagas usaha makanan yang berasal dari timur tengah ini. Sejak tahun 2003, Hendy bersama mantan istrinya mendiri UKM ini, di Surabaya dengan sebuah gerobak yang sederhana,Dua tahun kemudian tepatnya di tahun 2005, Kebab Baba Rafi pun mulai diwaralabakan karena waralaba merupakan usaha yang potensial dan menjanjikan. Selang dua tahun kemudian tepatnya di tahun 2007 ini, usaha Kebab Turki Baba Rafi ini telah berkembang sangat cepat hingga seluruh Indonesia dengan berdirinya 336 pesatnya usaha ini, sehingga di tahun 2008, head office UKM ini dipindahkan ke Jakarta. Dan merekrut banyak tenaga kerja profesional demi manajemen kantor yang sehat. Ternyata keputusannya tersebut benar, Kebab Turki Baba Rafi semakin berkembang pesat hingga berbagai macam penghargaan mencapai puncaknya, di tahun 2009 UKM ini pun memutuskan untuk Go Internasional sekaligus membawa nama Indonesia ke mancanegara. Negara Malaysia dipilih menjadi negara pertamanya, tak lama kemudian UKM ini pun membuka cabangnya di Filipina, Cina, Srilanka, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda. Bahkan di tahun 2015 usaha kebab ini telah memiliki 1200 outlet yang tersebar di Indonesia dan Mancanegara. 2. Jco DonutsBanyak yang salah menebak bahwa Jco Donuts merupakan waralaba asing padahal ini adalah UKM lokal Indonesia yang kini telah menjadi perusahaan yang besar. Perusahaan ini didirikan oleh Johni Andrean seorang pengusaha yang sukses di bidang bukan saja memproduksi donat namun juga Yoghurt beku dan kopi. Proses pengembangan Jco menjadi besar seperti sekarang tentunya tak semudah membalikkan telapak tangan. Johni butuh waktu tiga tahun untuk melakukannya. Johny melakukan riset, survey pasar dan sampling mengenai donat seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat. Baru akhirnya dia memulai juga dengan kopi dan Yoghurtnya dia melakukan hal yang serupa. Setelah melakukan survei secara matang akhirnya Johni mulai memberanikan diri membuka bisnisnya di bulan Juni 2005. Gerai Jco pertama kali dibuka di kawasan Supermall, Karawaci, Tanggerang. Dan ternyata konsepnya tersebut berhasil diterapkan. Banyak pengunjung yang penasaran dan ingin membeli lagi donatnya,Keberhasilan Jco di daerah Karawaci membuat Johni tak pikir panjang untuk membuka cabang di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar, Lampung, Pekanbaru dan beberapa daerah lainnya di indonesia. Dan mulai tahun 2007, telah berhasil membuka gerai di beberapa negara seperti Singapura, Australia dan Es Teller 77Nama Es Teler 77 begitu fenomenal meskipun telah banyak es teler yang menyerupainya. Siapa sangka jika bisnis yang telah laris manis ini dulunya hanya sebuah warung tenda sederhana milik Murniati Widjaja. Warung tersebut terletak di teras sebuah pertokoan Duta Merlin di kawasan Jakarta Pusat yang kini telah menjadi Carefour usia Es Teler 77 menginjak di tahun ke enam tepatnya di tahun 1987, sang menantu, Sukyanto Nugroho mulai mewaralabakannya. Dengan itu, bisa dikatakan bahwa Es Teler 77 merupakan makanan cepat saji Indonesia yang memulai bisnis tahun kemudian, tepatnya di tahun 1977 mengikuti trend gaya hidup akhirnya Es Teler 77 membuka gerai di Mall. Saat itu Es Teler 77 tidak hanya menjual es teler namun juga sudah merambah ke bisnis kuliner lainnya dengan memperkenalkan konsep makanan siap saji yang menyajikan makanan dan minuman jajanan populer tahun 1998, Es Teler 77 mulai memberanikan diri go Internasional dengan mendirikan cabang pertamanya di Singapura. Di tahun 2000 merambah ke Melbourne, Australia, dan Tahun 2010. Es Teler 77 telah membuka 180 gerai di Indonesia, 3 di Singapura, 2 di Australia dan 1 Johor Bumbu DesaMeski berkonsep restoran tradisional yang menyajikan masakan dengan bumbu desa namun ternyata Bumbu Desa mampu menjadi masakan mancanegara. Restoran yang berdiri sejak tahun 2004 ini, awalnya hanyalah sebuah restoran di Jalan Laswi Bandung. Namun karena banyak peminatnya akhirnya Bumbu Desa membuka outlet di beberapa kota seperti Surabaya, Jakarta, Bogor, Makassar, Cirebon, Tangerang, Yogyakarta, Depok, Bali, Palembang, Padang, Bukittinggi dan BalikpapanDalam waktu singkat ini, ternyata Bumbu Desa telah mampu berdiri di mal-mal besar di kota besar di seputaran Jabodetabek hingga memiliki 10 outlet. Pada tahun 2010, Bumbu Desa pun mulai merambah go internasional dengan membuka outlet di Singapura dan Kuala Lumpur Malaysia. Bahkan di Malaysia, Bumbu Desa eksis di gedung pencakar langit KLCC yang merupakan salah satu etalase dunia dan di Bandara Internasional KLIA Ayam Bakar Mas MonoJika melihat kesuksesan Pramono atau akrab disapa mas Mono pasti tak ada yang mengira kalo dulunya Mas Mono mengalami masa-masa pahit. Pria kelahiran Madiun ini selepas lulus SMA mengadu nasib di ibukota sebagai office boy di sebuah perusahaan nama di Jakarta. Di sana dirinya tak mau hanya berdiam diri sebagai OB namun saat tak ada kerjaan dia manfaatkan fasilitas kantor dengan belajar komputer dan lain-lain. Hingga akhirnya dia dipercaya menjadi sayang meski sudah naik pangkat gajinya ternyata tak cukup untuk membiayai ayahnya yang terbaring di rumah sakit. Mono langsung mengajukan resign dari kantornya untuk berwirausaha, Saat itu dia memilih membuka usaha gorengan keliling. Sayangnya usahanya tak berjalan mulus, omzet per hari hanya Rp15-20ribu sang ibu menyusul Mono ke Jakarta, ibunya pun merasa iba karena Mono kerja hanya sebagai pedagang gorengan padahal di kampungnya Mono dikenal sebagai pegawai kantoran. Ibunya pun menyuruh Mono untuk kembali bekerja di kantor meski hanya sebagai pun berhenti menjual gorengan, namun dia tak jua melamar menjadi orang kantoran. Dia justru mencoba peruntungan menjual ayam bakar di depan Universitas Sahid Tebet. Di hari pertama jualan, gerobak mas Mono ambruk hingga ayam yang dia jual berjatuhan. Hal tersebut dikarenakan, gerobak yang digunakan adalah gerobak gorengan, Tentunya gerobak tersebut lebih rapuh apalagi jika digunakan untuk berdagang ayam bakar yang harus membawa nasi yang gerobaknya yang ambruk, Mono pun harus bekerja lebih ekstra dengan bangun lebih awal dan tidur lebih larut. Untuk menyiapkan jualannya, Dia mulai usahanya dengan berjalan ke pasar jam tiga dini hari kemudian jam 4 subu sudah menyalakan kompor ketika kebanyakan orang masih tidur. Kemudian dia berjualan setia hari kecuali hari libur dari pagi hingga jam 2 siang. Karena saat itu masih pedagang kaki lima sehingga meski jualan belum habis namun jam sudah menunjukkan pukul dua siang dia harus menutup dagangan. Karena harus bergantian dengan pedagang kaki lima lainnya. – Bisnis kuliner memang sedang marak di Indonsia. Hal ini dibuktikan dengan semakin mudahnya menemukan penjual makanan di sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua orang dapat bertahan lama di lini bisnis yang satu ini. Banyak dari mereka yang terpaksa gulung tikar karena berbagai macam alasan. Kendati demikian, kisah sukses pengusaha menggeluti bidang kuliner hingga bertahun-thun pun tidaklah sedikit, loh. Bahkan, ada orang Indonesia yang sukses menekuni bisnis kuliner di luar negeri. Padahal, bisa jadi bisa saja pengaturan lidah mereka sangat berbeda dengan orang Indonesia. Penasaran siapa saja mereka? Yuk simak kisahnya berikut ini 1. Mas Mono Mengawali karier sebagai seorang office boy, ternyata Mas Mono justru sukses dengan membuka warung ayam bakar. Setelah ia keluar dari profesinya, pria yang memiliki nama asli Pramono ini memilih untuk berjualan gorengan dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Namun, hasil yang didapat tidak seberapa, hingga akhirnya ia beralih berjualan ayam bakar dengan modal saat itu hanya Ternyata bisnis tersebut membawa keuntungan yang cukup besar. Bahkan, ia mampu membuka cabang di seluruh Indonesia, tak tanggung-tanggung ternyata Mas Mono memiliki cabang di luar negeri juga, loh. Seperti di Malaysia, Singapura, Kuwait, Australia, Arab Saudim hingga Dubai. Kini omzetnya mencapi miliaran rupiah dalam sebulan. 2. Yannie Kim Warteg seringkali menjadi waurung rujukan, karena menyediakan berbagai pilihan lauk dengan harga yang ramah di kantong. Sang pemilik, Yannie Kim, menamai warungnya ini Warteg Gembul yang menyediakan berbagai menu makanan khas Indonesia, seperti ketoprak, bakso, ayam bakar, sate kambing, dan yang tak boleh ketinggalan adalah nasi goreng. Warung milik orang Indonesia ini berada di negara Korea. Jika berkunjung ke Korea, kamu bisa menemui warung ini di Busan. 3. Chef Widjiono Purnomo Seorang chef asal Solo ini, sudah sejak kecil memiliki cita-cita untuk tinggal di luar negeri. Hingga akhirnya, ia mulai mengawali kariernya menjadi seorang ABK di sebuah kapal pesiar yang membawanya berkeliling dunia. Selama menjalani pekerjaannya, ia kemudian bertemu dengan sang kekasih yang berkebangsaan Amerika dan menikahinya. Widjiono juga berkarier menjadi seorang chef hingga memulai bisnis kuliner berkonsep fine dinning kelas dunia. 4. Martin Sonny Menggunakan food truck untuk bisnis kuliner memang terbilang cukup unik. Apalagi, jika digunakan untuk menjual sate. Inovasi ini patut diacungkan jempol. Martin Sonny, merupakan pria asal Indonesia yang sukses memulai usaha kulinernya bahkan membuat sate mulai mendunia. Di Washington, Martin memulai bisnisnya. Selain sate, ia juga menjual makanan khas dari Sumatra Barat, yakni rendang. Kuliner khas Indonesia benar-benar direpresentasikan dengan baik oleh wirausahawan yang satu ini. 5. Asnur Bahar Rendang menjadi salah satu makanan khas yang menjadi favorit banyak orang. Bahkan, seorang pria bernama Asnur Bahar berhasil menjualnya di Amerika Serikat. Awalnya ia hanyalah seorang pekerja di perusahaan minyak di Amerika Serikat. Selama tinggal di sana, ia bersama sang istri berjualan bumbu masakan padang dengan merek Rendang and Co, semula hanya membawa sedikit, ternyata semakin lama pesanan semakim membludak, hingga ia harus membawa lebih banyak. Mulai dari sana, Asnur mampu mengembangkan bisnisnya, membuka restoran dengan menu utama rendang dan menu-menu makanan Indonesia lainnya. 6. Santoni Bumbu desa yang mengangkat makanan-makanan khas Sunda ternyata tidak hanya laris di sini saja, tapi juga mendapatkan tempat di Amerika. Meski menu yang disajikan adalah makanan-makanan tradisional. Namun, kualitas yang mereka tawarkan setara dengan makanan khas bintang 5. Ternyata untuk memulai bisnis kuliner ini, sang pemilik bernama Santoni hanya bermodalkan Rp8 juta saja. Namun, ia berhasil membuat bisnisnya laris manis. Hingga akhirnya, bisnis ini berhasil melebarkan sayap sampai ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Kabarnya, kini bisnis tersebut sudah melebarkan sayap semakin jauh sampai ke Vancouver, Seattle, dan Kanada. 7. Muzayyin Muzzayin adalah seroang pelajar asal Indonesia yang saat itu sedang menempuh pendidikan di negeri Kangguru. Ketika itu, ia melihat peluang besar untuk mendirikan bisnis kuliner di mana yang dijualnya adalah mkanan khas dari daerahnya, yakni Makassar. Selain coto Makassar, ia juga menjual sop saudara dan pallubasa. Ide Muzayyin sangat baik untuk ditiru karena jika bisa belajar sambal membuka usaha kuliner, kenapa tidak? 8. Firdaus Bustaman Ketika berkunjung ke London, kamu bisa menikmati makanan khas Indonesia, loh. Salah satunya nasi padang. Warung nasi padang yang didirikan oleh Firdaus Bustaman ini terletak di Chinatown Leicester Square. Melihat suksesnya usaha ini, mungkin kamu berpikir bahwa sang pemilik melakukan usaha marketing dengan biaya yang besar. Padahal belum tentu, loh. Dia mengenalkan usaha kulinernya ini kepada masyarakat luar hanya lewat mulut ke mulut. Dengan begitu, dia terus memperhatikan kualitas makanan yang dijualnya agar pelanggan yang datang bisa merekomendasikan warungnya ke orang lain. Baca Juga 10 Tips Sukses Memulai Usaha Kuliner Wajar saja jika makanan khas Indonesia menjadi favorit di berbagai daerah hingga dunia. Sebab, rasanya yang kaya akan bumbu serta bentuknya yang beraneka ragam. Namun, jika ingin mengikuti jejaknya, tentunya kamu perlu lebih banyak waktu dan modal yang besar pula.

pengusaha nasi bakar yang sukses